Beberapa
diantara kita mungkin sudah jenuh ketika mendengar kata “parpol”. Hal ini dapat
dimaklumi karena terlalu banyak hal negatif yang diberikan parpol kepada
masyarakat. Khususnya para kader parpol yang berhasil mendapat kursi kekuasaan, yang mana
seharusnya menjadi wakil rakyat tapi malah hanya mewakili diri dan kelompok
masing-masing. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap partai politik
semakin menguat. Bagi masyarakat, partai politik tidak bermanfaat positif untuk
perbaikan kehidupan bangsa dan negara, justru merusak tatanan hukum dan
demokrasi serta menciptakan kondisi politik yang tidak beraturan. Lembaga
Survei Nasional (LSN) menyatakan tingkat kepercayaan publik terhadap integritas
parpol hanya 42,6 persen. Sementara 53,9 persen mengaku kurang percaya pada
parpol, dan sisanya 3,5 persen menjawab tidak tahu.
Jumat, 13 Desember 2013
Selasa, 03 Desember 2013
Optimalisasi Parpol dan Sistem Kepartaian
Dalam sebuah negara demokrasi, memang setiap
warga negara berhak untuk aktif dalam perpolitikan. Rakyat memiliki hak untuk
bebas memilih dan dipilih ketika berdemokrasi. Namun di balik kebebasan itu
muncul lah permasalahan, salah satunya adalah berpolitik yg berlebihan. Semua
mengemukakan haknya dengan segala tindakan. Seolah-olah tindakan yg seperti itu
dianggap benar. Hal tsb bisa saja di anggap benar di Indonesia, karna memang
kenyataannya kurangnya pendidikan atau
pengetahuan tentang politik. sehingga muncul lah kekacauan dalam berdemokrasi.
Di era sekarang, perebutan kursi di dalam
parlemen semakin menjadi-jadi. Para parpol sedemikian rupa mengatur strateginya
agat memperoleh kursi kekuasaan yg diinginkan. Sehingga kinerja parpol hanya
terfokus mengusung tokohnya, dan tidak lagi memprioritaskan agenda
memperjuangkan rakyat. Padahal secara umum parpol itu memiliki fungsi sebagai
berikut:
Langganan:
Postingan (Atom)