Jumat, 13 Desember 2013

PARPOL MENGABAIKAN RAKYAT



Beberapa diantara kita mungkin sudah jenuh ketika mendengar kata “parpol”. Hal ini dapat dimaklumi karena terlalu banyak hal negatif yang diberikan parpol kepada masyarakat. Khususnya para kader parpol yang  berhasil mendapat kursi kekuasaan, yang mana seharusnya menjadi wakil rakyat tapi malah hanya mewakili diri dan kelompok masing-masing.  Krisis kepercayaan masyarakat terhadap partai politik semakin menguat. Bagi masyarakat, partai politik tidak bermanfaat positif untuk perbaikan kehidupan bangsa dan negara, justru merusak tatanan hukum dan demokrasi serta menciptakan kondisi politik yang tidak beraturan. Lembaga Survei Nasional (LSN) menyatakan tingkat kepercayaan publik terhadap integritas parpol hanya 42,6 persen. Sementara 53,9 persen mengaku kurang percaya pada parpol, dan sisanya 3,5 persen menjawab tidak tahu.

Selasa, 03 Desember 2013

Optimalisasi Parpol dan Sistem Kepartaian



Dalam sebuah negara demokrasi, memang setiap warga negara berhak untuk aktif dalam perpolitikan. Rakyat memiliki hak untuk bebas memilih dan dipilih ketika berdemokrasi. Namun di balik kebebasan itu muncul lah permasalahan, salah satunya adalah berpolitik yg berlebihan. Semua mengemukakan haknya dengan segala tindakan. Seolah-olah tindakan yg seperti itu dianggap benar. Hal tsb bisa saja di anggap benar di Indonesia, karna memang kenyataannya  kurangnya pendidikan atau pengetahuan tentang politik. sehingga muncul lah kekacauan dalam berdemokrasi.
Di era sekarang, perebutan kursi di dalam parlemen semakin menjadi-jadi. Para parpol sedemikian rupa mengatur strateginya agat memperoleh kursi kekuasaan yg diinginkan. Sehingga kinerja parpol hanya terfokus mengusung tokohnya, dan tidak lagi memprioritaskan agenda memperjuangkan rakyat. Padahal secara umum parpol itu memiliki fungsi sebagai berikut: